Selasa, 09 Agustus 2011

Menentukan arah Kiblat

Menentukan arah Kiblat






Arah Kiblat dapat dengan mudah ditentukan apabila Kabah dapat terlihat langsung oleh kita. Putarlah tubuh sehingga pandangan lurus kita menghadap ke Kabah. Ini dapat kita lakukan apabila kita berada di Mekah, kota di mana Kabah berada.

Bagaimana menentukan Kiblat dengan akurat di tempat yang jauhnya ribuan kilometer dari Kabah, seperti misalnya di Indonesia? Ilmuwan muslimAbu Rayhan Biruni(973-1048) mengusulkan cara yang mudah dan akurat dalam menentukan arah Kiblat, yaitu dengan membangun mercu suar yang tak berhingga tinggi di kota Mekah. Mercu suar teoritis tadi tak perlu kita bangun karena ada mercu suar alam yang sangat terang, yakni matahari. Dua kali setahun, yakni tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB (9:18 UT) dan 16 Juli pukul 16:27 WIB (9:27 UT) matahari singgah tepat di atas kota Mekah. Pada saat itu arah keberadaan matahari di manapun di dunia adalah arah Kiblat (asalkan matahari dapat terlihat). Pada tahun kabisat hal tersebut terjadi pada tanggal 27 Mei dan 15 Juli. Cara menentukan arah Kiblat, saat matahari di atas Kabah, dapat dijadikan acuan "kebenaran". Metoda lain yang hasilnya tidak sesuai boleh dikatakan "salah".

Bagi mereka yang tinggal di tempat yang berjarak sangat jauh dari Mekah (lebih dari 10.000 km) matahari tidak akan terlihat pada peristiwa matahari di atas Kabah. Di tempat ini matahari sudah tenggelam di bawah ufuk. Mereka dapat menggunakan tanggal 13 Januari jam 21:29 UT dan 28 November jam 21:09 UT (27 November pada tahun kabisat). Saat itu matahari ada tepat di bawah Kabah. Arah matahari akan tepat membelakangi Kabah. Dalam hal ini arah Kiblat adalah sebaliknya dari arah matahari.

Pada peristiwa istimewa tersebut, arah Kiblat dengan mudah ditentukan dengan menandai bayangan akibat sinar matahari pada tongkat yang ditancapkan pada tanah. Pastikan letak tongkat tegak lurus. Arah bayangan tongkat tadi adalah arah Kiblat.

Anda tak perlu menunggu Matahari ada di atas Kabah, untuk menentukan arah Kiblat. Anda dapat menggunakan bola dunia (globe). Lukislah "garis lurus" antara tempat tinggal anda dengan kota Mekah pada bola dunia , maka itulah arah Kiblat. Pekerjaan ini tak perlu benar-benar anda lakukan secara fisik, karena dapat dilakukan secara virtual (maya) pada halaman web ini. Sejatinya "garis lurus" tadi adalah Lingkaran-Besar.

Silang Pendapat

Menentukan arah Kiblat dengan akurat harus menggunakan ilmu, karena bila tidak demikian, maka akan terjadi kesalahan. Contohnya, penduduk Suriname keturunan Jawa menghadap Kiblat ke arah Barat. Padahal seharusnya mereka menghadap ke Timur karena Mekah ada di sebelah Timur dari Suriname (Amerika Tengah). Suriname adalah koloni Belanda. Orang Jawa dibawa Belanda untuk dijadikan buruh perkebunan. Mereka menghadap Kiblat sesuai tradisi nenek-moyang mereka di tanah Jawa. Hal ini terjadi sampai generasi muda mereka menyadari kesalahan tersebut. Umumnya umat Muslim di Amerika Utara menghadap kiblat ke arah Timur Laut, tetapi ada sebagian kecil yang arah Kiblatnya Tenggara. Mana yang benar? Tentu saja yang "benar" adalah ke arah Timur Laut (gunakan perhitungan halaman web site ini). Bila anda berada di kota New York saat matahari ada di bawah Kabah tanggal 13 Januari jam 16:29 waktu setempat, maka anda dapat menyaksikan hal tersebut. Atau anda bisa "berkunjung" ke kota New-York sekarang juga di halaman ini: Menentukan Kiblat menggunakan Matahari. Pada halaman web tersebut, periksalah arah matahari pada tanggal 13 januari 16:29 waktu setempat di Kota New York (Zona waktu = -5 (minus lima))
Saudara kita di Amerika Utara "keliru" menentukan arah Kiblat. Mereka menggunakan peta datar buatan Mercator(1569) bukan bola bumi. Peta datar Mercator sangat berguna untuk navigasi tetapi tidak sesuai untuk menentukan arah Kiblat. Dahulu navigasi pelayaran menggunakan kompas (juga sampai masa kini). Diperlukan cara untuk mengetahui arah kompas, sedemikian hingga bila kita berlayar dengan mempertahankan arah kompas maka sampailah kita ke tempat tujuan. Pada zaman itu, Mercator membuat terobosan besar dengan memproyeksikan bola dunia pada bidang datar. Dengan kejeniusannya Mercator dapat membuat peta tersebut sedemikian rupa, sehingga bila kita ingin mengetahui arah kompas, maka kita melakukannya dengan menarik garis lurus dari tempat asal ke tempat tujuan. Seperti telah disebut diatas lintasan pelayaran dengan mempertahankan arah kompas disebut Rhumb-Line. Peta Mercartor dapat menentukan arah Rhumb-Line dengan benar tetapi bukan untuk mencari arah Kiblat!
Arah Kiblat yang dihitung dengan Lingkaran-Besar akan sesuai dengan arah Kiblat yang ditentukan dengan sinar matahari (ketika di atas/di bawah Kabah), sedangkan arah yang dihitung dengan Rhum-Line tidak sesuai. Namun demikan, penganut Rhum-Line merasa dirinyalah yang benar, masing-masing mempunyai alasan tersediri, yang bila diperdebatkan tidak ada ujungnya. Untuk menghargai pendapat mereka kami menyertakan pula hitungan berdasarkan Rhumb-Line.

Arah Kiblat versi Lingkaran-Besar dan arah Kiblat versi Rhumb-Line (lintasan kompas tetap) praktis sama untuk tempat yang tidak jauh dari Mekah, seperti misalnya di Indonesia, Afrika dan tempat lain. Tetapi bisa berbeda jauh Seperti di kota New York (Amerika Serikat), Wellington (Selandia baru) atau Tokyo (Jepang). Cobalah pada bola dunia dan peta Google. Untuk memunculkan peta silahkan klik tombol Peta. Ketahuilah Peta Google menggunakan proyeksi Mercator. Klik pula Check Box untuk memunculkan Rhumb-Line. Anda dapat "terbang" mengikuti lintasan Rumb-Line dengan menggunakan tombol Barat dan Timur. Perhatikan Rhumb-Line (garis kuning) arah kompasnya selalu tetap, dengan kata lain selalu memotong garis utara-selatan (garis meridian/garis bujur) dengan sudut tetap. Sedangkan Lingkaran-Besar (garis merah) Selalu berubah arahnya.

Lingkaran-Besar merupakan lintasan terpendek (shortest path). Bila anda ingin bepergian dengan pesawat terbang dengan bahan bakar terhemat, anda bisa mengikuti Lingkarang-Besar (Great Circle). Charles Linbergh pada tahun 1927 melakukan penerbangan solo untuk pertama kalinya melintasi samudra Atlantik dari New York ke Paris dan memenangkan hadiah $25.000. Pencapaian itu, merupakan prestasi besar sebab jaraknya jauh dan tidak ada tempat persinggahan. Setelah terbang sendirian non stop selama lebih dari 33 jam, tibalah ia di Paris. Charles Linbergh menggunakan lintasan Lingkaran-Besar. Navigasi dengan lingkaran besar pada waktu itu sulit (ingat: belum ada GPS), karena selama penerbangan harus selalu menggubah jurusan kompas. Menggunakan lintasan kompas tetap ala Mercator pastinya lebih mudah, cukup terbang dengan mempertahankan arah kompas, tetapi jaraknya akan lebih jauh.

Proyeksi peta

Cerita tentang tentang Kiblat belum berakhir... ada pertanyaan menggelitik. Bila Mercator berhasil membuat peta yang dapat menentukan arah Rhumb-Line dengan melukis gari lurus; dapatkah kita meniru ide Mercartor dengan membuat peta, dimana untuk menentukan arah kiblat di suatu tempat, kita melakukannya dengan menarik garis lurus ke kota Mekah? Pada gambar bola dunia di atas saya menggunakan proyeksi Azimuthal dimana dari pusat peta, bila ditarik garis lurus ke sembarang tempat,maka didapat arah yang benar. Tetapi dalam hal ini diperlukan yang sebaliknya. Bila ditarik garis dari sembarang tempat ke pusat peta maka didapat arah yang benar. Istilahnya Proyeksi Retro-Azimuthal. Usaha ke arah tersebut memang pernah dilakukan misalnya oleh Craig (1910), sayangnya tidak bisa mencakup seluruh dunia, karena di tempat yang jauh peta akan saling tumpang tindih. Coba anda pikirkan siapa tahu anda dapat menyempurnakan karya Craig. dan nama anda akan diabadikan untuk menamai proyeksi peta yang anda ciptakan tersebut.




Retro Azimuthal ala Craig, tariklah garis lurus ke Mekah untuk menentukan Arah Kiblat. Gambar diatas menunjukkan arah kiblat kota Bandung, dengan menghubungkan Bandung-Mekah dengan garis lurus. Sayang tidak bisa mencakup seluruh dunia
Melukis kurva Arah Kiblat di atas peta Mercator mungkin merupakan alternatif yang baik dibandingkan dengan Retro-Azimuthal.



Kurva Arah Kiblat di atas Peta Mercator


TATA KOORDINAT BUMI


Bumi kita yang berbentuk bola atau disebut dengan bidang fundamental. tata koordinat bola adalah bidang yang membagi bola menjadi dua hemisfer, tempat sumbu x dan sumbu y koordinat berada. Lintang sebuah titik di permukaan bola kemudian dinyatakan sebagai sudut antara bidang fundamental dan garis yang menghubungkan titik tersebut dengan pusat bola.
Pada tata koordinat geografi, bidang fundamental adalah ekuator Bumi. Berbagai tata koordinat langit memiliki bidang fundamental yang berbeda-beda:

Peta Bumi yang menunjukkan garis-garis lintang (horizontal) dan bujur (vertikal)
Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
GARIS LINTANG
Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.
Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran tersebut
Peta Bumi yang menunjukkan garis lintang yang pada proyeksi ini lurus horizontal, namun sebenarnya melingkar dengan radius yang berbeda-beda.
Dalam geografi, garis lintang adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang biasanya dinotasikan dengan simbol huruf Yunani φ. Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan.
Ko-lintang adalah tambahan dari lintang.
Dalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian pula lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Lintang Utara Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat.

Pembagian

Setiap derajat lintang dibagi menjadi 60 menit (satu menit lintang mendekati satu mil laut atau 1852 meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60 detik. Untuk keakurasian tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.

Lintang yang penting

Lintang yang cukup penting adalah Tropik Cancer (23°27′ LU), Tropik Capricorn (23°27′ LS), Lingkaran Arktik (66°33′ LU), dan Lingkaran Antarktik (66°33′ LS).
Hanya antara kedua tropik matahari dapat berada di zenith. Hanya di utara Lingkaran Arktik atau selatan Lingkaran Antarktik matahari tengah malam dapat terjadi.
Garis bujur
Peta Bumi, memperlihatkan garis-garis bujur, yang nampak melengkung dan vertikal pada proyeksi ini, namun sebenarnya garis-garis bujur tersebut merupakan setengah dari sebuah lingkaran besar bumi.
Bujur kadangkala dinotasikan oleh abjad Yunani λ, menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah timur dan −180° arah barat. Tidak seperti lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, tidak ada posisi awal alami untuk bujur. Oleh karena itu, sebuah dasar meridian harus dipilih. Meskipun kartografer Britania Raya telah lama menggunakan meridian Observatorium Greenwich di London, referensi lainnya digunakan di tempat yang berbeda, termasuk Ferro, Roma, Kopenhagen, Yerusalem, Saint Petersburg, Pisa, Paris, Philadelphia, dan Washington, D.C.. Pada 1884, Konferensi Meridian Internasional mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universal atau titik nol bujur.
Dalam bahasa Indonesia bujur di sebelah barat Meridian diberi nama Bujur Barat (BB), demikian pula bujur di sebelah timur Meridian diberi nama Bujur Timur (BT). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Bujur Barat dan Bujur TImur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik Kutub Utara dengan Kutub Selatan bumi dan menyatakan besarnya sudut antara posisi bujur dengan garis Meridian. Garis Meridian sendiri adalah bujur 0 derajat.
Khatulistiwa
Dalam geografi, ekuator atau garis khatulistiwa (dari bahasa Arab: خط الإستوا) adalah sebuah garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis lintang ekuator adalah 0°. Panjang garis khatulistiwa Bumi adalah sekitar 40.070 km.
Di khatulistiwa, matahari berada tepat di atas kepala pada tengah hari dalam equinox. Dan panjang siang hari sama sepanjang tahun kira-kira 12 jam.
Antara equinox Maret dan September, latitud bagian utara Bumi menuju matahari yang dikenal sebagai Tropik Cancer, bagian bumi paling utara di mana matahari dapat berada tepat di atas kepala. Bagian selatan Bumi terjadi antara equinox bulan September dan Maret dinamakan Tropik Capricorn.
Bagian bumi yang dilewati garis khatulistiwa ini kebanyakan samudra. Beberapa tempat yang dilalui khatulistiwa adalah:


Tanda penunjuk khatulistiwa di Kenya
Meridian (geografi)


Meridian Utama di Greenwich, Inggris
Dalam geografi, meridian adalah sebuah garis khayal pada permukaan bumi, tempat kedudukan titik-titik dengan bujur yang sama, menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Dengan demikian setiap titik di permukaan bumi memiliki meridiannya sendiri-sendiri. Sebuah titik di suatu meridian ditentukan posisinya oleh lintang. Setiap meridian selalu tegak lurus dengan lingkaran lintang. Tiap-tiap meridian memiliki panjang yang sama, yaitu setengah dari lingkaran besar bola bumi.
Meridian yang melewati instrumen fundamental (lingkaran transit) yang ada di Observatorium Greenwich, Inggris, berdasarkan persetujuan internasional dianggap sebagai Meridian Utama atau Meridian Standar. Meridian ini memiliki arti bujur nol derajat. Meridian lainnya diidentifikasi dengan sebuah sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang meridian tersebut dan bidang Meridian Utama. Meridian pada sisi bumi yang berlawanan dengan Greenwich (yang merupakan setengah lingkaran lain dari sebuah lingkaran yang melewati Greenwich) adalah bujur 180°. Meridian lainnya terletak antara 0° dan 180° bujur barat di hemisfer barat (barat Greenwich) dan antara 0° dan 180° bujur timur di hemisfer timur (timur Greenwich).
Istilah "meridian" berasal dari bahasa Latin, meridies, yang berarti "tengah hari" (atau "midday" dalam bahasa Inggris); Matahari melintasi titik di atas suatu meridian yang merupakan titik setengah jalan lintasannya antara saat terbit dan tenggelam. Akar kata Latin yang sama digunakan juga untuk menyebut istilah A.M. dan P.M. yaitu suatu pernyataan waktu untuk memisahkan jam-jam dalam satu hari ketika dinyatakan dalam sistem 12 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar