TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Israel akan hancur dalam waktu 15 tahun ke depan, hal itu disampaikan oleh Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi, komandan Pasukan Basij Iran.
"Kini, masyarakat akan mendapatkan lebih banyak informasi mengenai rezim Zionis (Israel). Semakin banyak mereka mendapatkan informasi (mengenai wajah asli Israel), maka semakin cepat pula rezim itu mencapai kemusnahan," kata Brigadir Jenderal Naqdi.
"Paling lama hal ini (keruntuhan Israel) akan terjadi dalam 15 tahun ke depan," katanya seperti dikutip oleh kantor berita Mehr.
"Pandangan dunia mengenai tirani telah berubah, dan setelah kemenangan Revolusi Islam di Iran, perubahan dan kesadaran ini telah menyebar," tambah Naqdi.
Ia merujuk pada dukungan global yang diberikan terhadap Palestina dan rakyatnya sebagai indikasi bahwa dunia berbalik melawan Israel.
"Pertanda lainnya adalah besarnya partisipasi dalam Freedom Flotilla menuju Gaza," papar sang komandan Basij.
Pada 31 Mei, pasukan komando Marinir Israel menyerbu konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla yang berlayar menuju Gaza.
Konvoi tersebut diserang di perairan internasional, sembilan orang aktivis sipil dibantai dan puluhan orang lainnya diserang hingga terluka.
Jenderal Naqdi menyampaikan komentar tersebut pada malam hari peringatan Hari Quds, merujuk pada keruntuhan Uni Soviet, ambruknya Tembok Berlin dan juga rezim apartheid di Afrika Selatan.
Ia kemudian mengatakan, "Rezim Zionis (Israel) tak lama lagi akan bergabung dalam daftar itu."
"Dunia harus tahu bahwa masa-masa rezim Zionis telah berakhir, seperti dulu ada negara bernama Uni Soviet atau rezim apartheid di Afrika Seatan yang kini tak ada di peta," katanya.
Mengenai pembicaraan antara Israel dan Palestina di Washington, Jenderal Naqdi mengatakan bahwa orang-orang yang bersedia berdialog dengan Israel adalah orang yang amat bodoh.
"Mereka yang berbicara dengan rezim Zionis adalah orang-orang yang amat bodoh, karena ketika rezim palsu ini tengah kuat-kuatnya dan berhasil masuk ke ibukota Libanon, orang-orang yang sama membelanya," kata komandan Basij itu.
"Sekarang, saat Israel tengah lemah, sengsara, dan diserang, mengambil langkah-langkah untuk menggelar pembicaraan adalah hal yang amat bodoh," kata Naqdi seperti dikutip kantor berita tidak resmi ILNA.
Naqdi menambahkan, "Hari ini adalah hari saat mereka seharusnya bersikap keras terhadap penjajah Israel dan mengakhiri perseteruan ini."
Komandan Basij tersebut mengatakan bahwa dialog itu akan gagal.
Pada hari Rabu, Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa negosiasi damai akan gagal menyelesaikan konflik Timur Tengah.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi berbahasa Arab Iran, Al Alam, Ahmadinejad menolak peranan Washington sebagai mediator dialog karena AS mendukung rezim Zionis.
Ahmadinejad juga menyerukan agar Hamas dilibatkan dalam dialog perdamaian apa pun, karena Hamas adalah perwakilan paling resmi dari rakyat Palestina mengingat Hamas memiliki dukungan suara rakyat.
Pada Agustus 1979, pendiri Revolusi Ayatullah Ruhollah Khomeini mendeklarasikan hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds, menyerukan aksi internasional melawan Israel untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
"Binasalah Israel" merupakan salah satu slogan yang dipergunakan dan mempromosikan aksi pada Hari Quds dan demonstrasi pemerintahan lain di Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar