Kamis, 01 September 2011

"The Zionist Manifesto - What Is Judaism?"

zionistmanifesto2

Apakah Bibel memerintahkan bahwa Israel harus membunuh pemimpin musuh dengan bangga dan menyombongkan diri. Apakah disarankan untuk membeli buldozer dari perusahaan Cterpillar Inc. untuk meratakan dengan tanah rumah tempat tinggal orang Arab berikut pepohonannya.

Apakah Bible memerintahkan memusnahkan kebun anggur dan tanah pertanian, memenjarakan ribuan orang Palestina tanpa diadili, membangun dinding penjagaan setinggi 20 kaki untuk memmenjarakan seluruh penduduknya, pembunuhan massal, dan mencuri tanahnya tanpa rasa malu. Beberapa orang akan mengatakan “tidak”, tetapi yang lainnya akan menjawab „tentu saja” Apakah Judaisme itu Perjamjiam Lama?. Apakah Zionisme itu Judaisme?. Jawabannya serupa, sebagian mengatakan ya, dan sebahagian yang lainnya mengatakan tidak. Disini nampak adanya perbedaan pendapat dalam masalah itu, dan argumentasi mereka memperlihatkan bahwa diantara Yahudi sendiri terdapat pendapat yang saling bertentangan mengenai apa artinya menjadi seorang Yahudi.

Terdapat argumentasi saling bertentangan di dalam Bible itu sendiri. Di dalam satu bagian, Israel diperintahkan untuk tidak menghancurkan pepohonan musuh. Mengapa?, Karena pepohonan itu akan memberi makan Israel setelah mereka mencuri tanahnya. Pohon-pohon yang tidak bisa di makan ditebang dan dijadikan "seigeworks" untuk membantu tentara melumpuhkan kota-kota non-Israel.
"When you besiege a city for a long time, making war against it in order to take it, you shall not destroy its trees by wielding an axe against them; for you may eat of them, but you shall not cut them down…Only the trees which you know are not trees for food you may destroy and cut down, that you may build siegeworks against the city that makes war with you, until it falls." (Deuteronomy 20:10-20)

Bila kamu mengepung sebuah kota untuk jangka waktu yang lama, memeranginya untuk menguasainya, kamu tidak boleh merusak pohon-pohonnya, …

Namun, kemudian di dalam Bible, aturan ini dibalik. Pada masa Raja Israel Jehoram (abad ke-9 BCE), negara Moab (sekarang Iraq ) memberontak melawan tentara pendudukan Israel yang kejam. Israel membentuk kelompok untuk menaklukan kembali Moab , dan bala tentaranya memohon kepada „nabi“ Elisha untuk memperkirakan apa yang akan terjadi kemudian. Elisha mengatakan bahwa Tuhan akan:
"…give the Moabites into your hand, and you shall conquer every fortified city, and every choice city, and shall fell every good tree, and stop up all springs of water, and ruin every good piece of land with stones." (2 Kings 3:18-19)

"…the Israelites rose and attacked the Moabites, till they fled before them; and they went forward, slaughtering the Moabites as they went. And they overthrew the cities, and on every good piece of land every man threw a stone until it was covered; they stopped every spring of water, and felled all the good trees till only its stones were left in Kirhareseth. And the slingers surrounded and conquered it." (2 Kings 3:24-25)

(In spite of this novel effort, they couldn't subdue Moab . They were driven out, making Elisha a false prophet - he said the Israelites would conquer Moab - and they blamed this on a child sacrifice the Moabite god made (2Kings 3:26-27), which somehow caused the Israelite god to withdraw. It is not explained how or why this worked, but we hear that "there was great indignation against Israel " .)

We see a discrepancy - first God says NEVER tear down food trees, then he says tear down food trees. Don't ruin food fields, then, ruin food fields. So, what to do? Well, according to Judaism and Christianity, the Bible is the word of the Creator of the Universe (there's no argument about THAT, right?), so both of these Bible quotations must be correct. Therefore, we must figure out - "interpret" - what God really means here. That's how Judaism works. But look at what we're interpreting.
Apakah Kitab Perjanjian Lama Itu?
It is a glued-together stack of writings that tells an awkward history of the Israelite people and their antics. Here's a speedy synopsis (modern place-names are used):

Genesis

c3800 BCE - The beginning of time; we follow a bloodline from the first man (Adam) through many generations, to Abraham "The Patriarch";

c2000 BCE - Abraham migrates from southeast Iraq, to northeast Syria, to middle Palestine, where the Israelite people are conceived;

c1600 BCE - Seventy Israelites migrate to Egypt and into bondage (note that in 400 years, Abe's family grew from 2 people to 70);

Exodus & Numbers

c1250 BCE - At least three million Israelite descendants escape from Egypt and wander the desert for forty years (note that in 350 years Abe's family has grown from 70 to over 3,000,000!);

Joshua & Judges

C1200-1150 BCE - They invade and settle in Palestine ;

Samuel & Kings (these books were later revised to become Chronicles 1 & 2)

c1000 to c580 BCE - The Israelites erect kings, who perpetually fight with the natives and each other, attempting to control the whole "Promised Land";
c750 BCE - The northern area is demolished by Assyrians and the tribes are relocated;
c650 BCE - The southern area is demolished by Babylonians and the tribes are relocated;

Ezra & Nehemiah

c550 BCE - The southern tribes are freed from Babylon (south east Iraq ) by Persians (today called Iranians), and are sent home to build a temple and re-settle in Palestine with Persian support. The northern tribes are forgotten.
Sisa dari Bible diambil oleh “nabi” (16 orang) yang mengutuk setiap orang yang tidak mengikuti agama Israel, dan yang memprediksi masa depan kebesaran bagi Israel dan siapa yang mengikutinya. Terdapat banyak daftar-daftar aturan (Leviticus & Deuteronomy), kumpulan doa dan kutipan bermanfaat (Psalms & Proverbs), beberapa tambahan ends (Esther, Ruth, Lamentations, Job, etc) yang dimasukan ke dalam bagian ceritera.

Sebuah agama baru telah berdiri, Sungguh?. Agama apa itu dan bagaimana melakukannya?

Rincian Penting 1: Sekitar 1200 BCE (Musa baru saja wafat), Israel menyerbu Palestina (Books of Joshua and Judges). Dua suku yang disebut Levi dan Judah, memisahkan diri dari yang lain dan tinggal di wilayah selatan (sekarang Israel) atas keinginan mereka sendiri. Suku-suku lainnya tinggal di bagian Utara dan berbaur dengan penduduk asli. Suku Levite punya tuhan sendiri dan membuat seperangkat aturan untuk mereka. Levite-isme lahir, mereka mempraktekan sistem hukum agamanya di wilayah Selatan, dan kita dapat melihat di dalam buku Samuel and Kings , juga mereka terus berupaya mendominasi suku-suku di Utara. Mereka gagal dan gagal terus dan tidak pernah berhasil melakukannya, Bible di kemas dengan penghinaan terhadap suku-suku di Utara, semuanya ditulis dan diedit oleh pengarang Levite atau yang pro Levite. Mereka katakan bahwa suku-suku Utara, khususnya raja-raja mereka adalah setan. Orang-orang Utara berdosa kepada Tuhan, khususnya kepada tuhannya Levite, yang merencanakan menjadi tuhan di Palestina.

Rincian Penting 2: Sekitar tahun 600-500 BCE, setelah seabad peperangan untuk kedudukan ini, suku Levite mulai mengumpulkan berbagai macam sejarah setempat. Diambil mana yang perlu dan disimpannya,, kemudian mereka mengeditnya ke dalam “sejarah” yang memasukan banyak pendapat mereka sendiri serta pujian memuliakan diri sendiri, dan Judah sebagai Tuhan suku Israel yang disukainya. Versi pertama Torah, apapun bentuknya, biasanya dihubungkan dengan pendeta Ezra. Dia mengerjakannya pada sekitar 500 BCE. Dalam suatu pertemuan agama dia menjelaskan mengenai Israel dan perjanjian istimewanya dengan Tuhan, dan dia menjelaskan pengertian khusus itu, (Nehemiah 8:1-8). Ezra seorang Levite dan diperkirakan keturunan Pemuka Pendeta Musa, Aaron (Ezra 7:1-5).

Torah Ezra tidak lain hanyalah merupakan sekumpulan propaganda resmi Levite. Dan juga selebihnya.

Apakah  Judaisme Itu?


Agama Levite ini ditemukan sekitar 1150 BCE (mungkin sedikit lebih awal lagi). Diperintahkan kepada Israel untuk memberikan makanan terbaik kepada suku Levite, dukung dan berikan tanah, sembah tuhan mereka, dan berlaku hormat terhadap sistem hukumnya. Mereka juga diminta menghancurkan agama-agama setempat. Menentang perintah seorang pendeta Levite bisa dihukum mati.
"If cases come before your courts that are too difficult for you to judge - whether bloodshed, lawsuits or assaults...Go to the priests, who are Levites, and to the judge who is in office at that time. Inquire of them and they will give you the verdict. You must act according to the decisions they give you at the place the Lord will choose. Be careful to do everything they direct you to do. Act according to the law they teach you and the decisions they give you. Do not turn aside from what they tell you, to the right or to the left. The man who shows contempt for the judge or for the priest who stands ministering there to the Lord your God must be put to death." (Deuteronomy 17:8-12)

Bahkan dalam tahun 500 BCE, ketika Ezra mengumpulkan penulis bersama-sama, “Yahudi“merupakan anggota suku Judah . Mereka tidaklah utama, dan tidak ada Judaisme. Suku Levite selalu mengontrol agama, dan Judah mengikutinya. Itu adalah Leviteisme. Bahkan Bible yang paling pentingpun, buku hukum, Levicitus, diberi nama mereka, dan mereka pula lah yang bertanggungjawab dalam memberlakukan semua aturan dan hukum, termasuk mengumpulkan tebusan dosa.

Namun tidak lama setelah masa Ezra berlalu, beberapa orang dari suku Judah menggambarkan bahwa mereka dapat menginterpretasikan tulisan-tulisan, termasuk Levite. Kelompok baru agama Yahudi ini, berpura-pura menyebut dirinya sebagai “Perushim” (di dalam Perjanjian Baru “Pharisees” – berarti “yang memisahkan”)

Kita sudah melihat sebuah kontradiksi besar (tebang pohon musuh atau jangan). Masih terdapat ribuan kontradiksi seperti ini di dalam Bible. Seseorang harus membenahi kekacauan itu. Mitos Kerabian Judaisme bahwa Musa menulis Taurat: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers dan Deuteronomy. Saat ia memberikan kepada pengikutnya, ia juga berbicara sebagai "interpretasi" Taurat, yang disebutnya sebagai Oral Law, yang telah diberikan kepada manusia suci dan terpelajar. Namun sayangnya, tidak seorangpun menuliskan Oral Law Musa. Hanya bukti nyata yang kita punya adalah Hukum Tertulis, dan itu apa yang disebut Bible sekarang.

Sekarang, kalau kita membayangkan Musa menulis semua kitab, hal itu merupakan suatu hal yang mustahil. Karena Musa sangat sibuk sekali. Kapan Musa menulis kitab-kitab ini?. Pengalamannya tidak dituliskan dalam bentuk orang pertama, ceritera di dalam Exodus dan Numbers adalah mengenai Musa, tidak ditulis oleh Musa, tidak ada yang istimewa dalam penulisan yang akan membuat Anda mengira seseorang ikut dalam pengalamannya, dan ironinya, semua Bible tidak ada kaitannya sama sekali dengan Musa. Jadi, apa yang kita harus pertanyakan?

Ribuan buku sudah ditulis oleh rabi dari generasi ke generasi, kelompok Pherushim dari suku Judah, menanggalkan interpretasi tidak terbatas atas kata-kata di dalam Bible Levite, menanggalkan pengertian tak terbatas terhadap kata-kata yang dianggap ucapan “Musa”.

Otoritas pengumpulan interpretasi Bible ini dikenal sebagai “Talmud”, ada dua buah Talmud, satu dari Babilon dan satunya lagi dari Jerusalem, juga terdapat penulisan-penulisan lainnya yang tak terhingga jumlahnya. Talmud dengan penafsiran lengkap dapat dipakai oleh rabi modern sebagai “preseden” saat ia menafsirkan Bible. Dan hasil penafsirannya, sebagian atau keseluruhannya dapat di sandarkan kepada Musa! Semua penulisan rabbi berpura-pura mengerti kedalaman arti apa yang “dimaksud” dengan firman Tuhan dalam Bible, dan semua wahyu ini menurut dugaan diberikan kepada Israel melalui Musa.

Yahudi biasa, seperti yang lainnya, tidak mengetahui apa isi yang ditulis para rabbi (Anda dapat menghabiskan waktu sepanjang umur Anda untuk membaca dan mendiskusikannya). Seperti Kristen, Yahudi juga sekedar melakukan liburan dan mendengarkan apa yang disampaikan pengkhutbah, membuat sedikit keputusan bagi dirinya sendiri. Jadi keinginan untuk mengeluarkan yang kotor dari dalam Talmud dan menyalahkan Yahudi tidaklah tepat dan tidak adil. Seperti menumpahkan semua tanggungjawab kepada seluruh orang Amerika atas komentar rasis yang dilakukan politisi seabad lalu, atau menggunakan Inquisi Spanyol untuk membuktikan bahwa Kristen modern juga tidak baik.

Dasar kepercayaan Judaisme hampir seluruhnya berdasarkan kepada tulisan para rabbi selama 2.300 tahunan, dipilih dan di ajarkan dan diajarkan kembali oleh generasi baru rabbi – secara selektif, artinya watak pribadi rabbi menentukan sejarah rabbi yang mana yang dia ikuti. Bila ia seorang yang penuh dengan keikhlasan, ia akan mengambil saran para rabbi memberikan contoh baik. Sebaliknya, bila dia seorang yang tidak jujur alias jahat, rabbi jahat sebelumnya yang akan dijadikan modelnya.

Umumnya Yahudi terindoktrinasi bahwa mereka tidak kperlu membedakan antara ceritera rabbi yang diajarkan kepada mereka dan ayat-ayat yang ada pada Bible. Mereka dipersalahkan dengan mengikuti secara membabi-buta apa yang kebanyakan orang melihatmya sebagai sebuah rasis, supremasi agama, ketika mereka benar-benar hanya sebagai seorang dungu sebagaimana penganut agama lain yang taklid. Pimpinannya lah yang harus diamati.

Kitab Perjanjian Lama adalah sebuah rencana Levite. Ia adalah Levite-isme, dan asal-usulnya tidak ada hubungannya dengan Yahudi atau dengan penafsiran mereka. Setelah kemunculan para rabbi, dan dengan kedatangan penafsiran rabbi, suku Judah akhirnya menciptakan agamanya sendiri, namun mendasarkan pada tulisan Levite tua.

Ajaran rabbi Judaisme merupakan Judaisme asli, dikembangkan oleh suku Judah : Yahudi. Judah-isme pada dasarnya berarti ‘mengikuti jalan suku Judah '. Namun demikian, Bible masih merupakan seperangkat tulisan Levite kuno. Judaisme merupakan penafsiran-penafsiran yang diterapkan kedalam tulisan-tulisan tadi, dan penafsiran Judaisme tidak nampak dimanapun di dalam Bible asli.

The Oral Torah bukan merupakan penafsiran atas Written Torah. Namun kenyataannya, the Oral Torah melampaui the Written Torah. Ketika orang Yahudi berdiri di Gunung Sinai 3.300 tahun lalu, Tuhan menyampaikan 613 buah perintah, bersama rinciannya, penjelasan praktis mengenai bagaimana untuk melaksanakannya. Saat itu, pengajaran secara keseluruhan bersifat lisan. Baru setelah 40 tahun kemudian, setelah Musa wafat dan orang Yahudi memasuki Tanah Israel, diceriterakan bahwa Musa menulis naskah Taurat (dikenal sebagai the Five Books of Moses) (dari: aish.com Talmud website, http://www.come-and-hear.com/supplement/the_613_commandments/oral_torah.html)

Hal itu nampaknya janggal bahwa seorang manusia dengan sengaja menulis sesuatu, dan juga yang mengatakan sesuatu, kemudian menceriterakannya kepada pengikutnya bahwa 'sumber lain itu benar sebagaimana aku katakan kepada kalian 40 tahun lalu'. Apa yang terjadi jika “penafsiran lisannya” hilang?. Apa guna ia menuliskannya?

Penafsiran berdasarkan pengajaran rabbi terus semakin menumpuk. Bila Musa mengajarkan pengertian yang spesifik mengenai Taurat kepada seseorang, kepada setiap orang, mengapa masih terdapat diskusi mengenai apa yang dimaksudkan Musa dengan sesuatu?. Dimanakah gerangan penafsiran yang MUSA buat?. Mengapa dia tidak bisa menyelesikan masalah ini?

Kata-kata di dalam Bible dan penafsuran yang saling bertentangan dari ribuan rabbi, membolehkan banyaknya penafsiran yang berbeda apa yang diinginkan tuhan dari mereka, oleh karena itu tidak akan ada Judaisme seorangpun. Dan setiap versi dapat bertahan dengan penafsirannya, dengan Tuhan sebagai pembelanya.

“Lebih jauh lagi, tanpa Talmud, kita tidak akan bisa memahami kalimat di dalam Bible … Tuhan telah memberikan kewenangannya kepada orang-orang suci, dan tradisi merupakan sebuah kebutuhan, juga kitab suci. Orang-orang suci juga membuat peraturan sendiri (mereka juga membuat hukum sendiri) … seseorang yang tidak mempelajari Talmud tidak akan dapat memahami Kitab Suci”
(Rabbi Yehiel ben Joseph, quoted by Jewish scholar Hyam Maccoby in "Judaism on Trial", reprinted in "The Truth About the Talmud" by Michael A. Hoffman II & Alan R. Critchley, 2000 http://www.hoffman-info.com/talmudtruth.html ]

Meskipun pada umumnya orang-orang Yahudi belum pernah melihat Talmud, namun mereka cenderung percaya bahwa ceritera Talmud yang sudah diajarkan kepada mereka adalah sama dengan yang terdapat di dalam Bible, tidak disadarinya bahwa semua pemikiran dipilih secara selektif oleh rabbi mereka dari kemungkinan jutaan ajaran rabbi. Rabbi seperti ucapannya yang dikutip di atas akan mengatakan bahwa Bible tidak dapat dimengerti tanpa Talmud, dan mereka harus meyakinkan para pengikutnya bahwa mengikuti kata-kata di dalam Bible secara harfiah tidak akan menjadi Judaisme. Tanpa penafsiran malaikat, Bible sepenuhnya irasional.

Sumber :
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info/
Tony Malone is the author of The Bible For People Who Hate The Bible (books one and two): www.saintoxenbooks.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar