Alkitab
mencatat beberapa kemustahilan berkaitan dengan dugaan ketuhanan
Yesus, misalnya, Yesus sujud menyembah kepada Allah (Matius 26:39 dan
Markus 14:35-36). Selain itu, ketika disalib, Yesus berteriak memohon
pertolongan kepada Allah (Matius 27:46 dan Markus 15:34, teks ini
sebenarnya dikarang dari Mazmur 22:2-6). Yesus juga tidak mengetahui
kapan datangnya hari kiamat (Markus 13:31-32). Bahkan, Yesus menyuruh
umatnya untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah (Matius 6:9-13).
Tindakan/sifat2 Yesus tersebut, sangat mustahil dimiliki oleh Tuhan,
tetapi tindakan/sifat2 tersebut hanya mungkin dimiliki oleh makhluk2-Nya
yang sudah semestinya menjadi hamba2-Nya.
Catatan2 Alkitab di atas, jelas2 membantah ketuhanan Yesus. Tetapi mengapa umat Kristen bersikukuh menuhankan Yesus? Jawabannya terletak pada "doktrin gereja" yang sudah ditanamkan kepada setiap individu Kristen semenjak ia masih kanak2. Umat Kristen, pada dasarnya tidak benar2 memahami isi Alkitab yang sebenarnya. Mereka lebih mendasarkan diri pada apa yang gereja katakan tentang Yesus, bukan berdasarkan pada apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang Yesus. Di sinilah penyebab kesalahpahaman umat Kristen tentang pribadi Yesus.
Lebih jauh, hampir semua orang yang mendengar cerita penyaliban ketika itu, beranggapan bahwa yang disalib itu adalah Yesus, oleh karena rupa orang tersebut benar2 mirip dengan Yesus. Hal ini dimanfaatkan oleh para sastrawan dari Yunani dan Romawi (dimana bangsa Romawi ketika itu menjajah Palestina) yang ingin mengabadikan cerita penyaliban itu, dengan menjadikan Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani sebagai salah satu sumber karangan mereka. Lebih jauh lagi, nama "injil" yang diklaim umat Kristen untuk menyebut karya sastrawan "Matius", "Markus", "Lukas", dan "Yohanes", justru baru muncul pada akhir abad ke-2 Masehi ("Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks). Adapun Kitab Suci Injil yang diturunkan Allah kepada Yesus, sebagaimana dinarasikan dalam injil2 kanonik di bawah ini, telah hilang dimusnahkan oleh tangan2 Bani Israel.
Matius 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Lihat juga Matius 9:35; 11:1; 24:14; dan 26:13).
Markus 1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, (Lihat juga Markus 1:15,38-39; 3:14; 8:35; 10:29; 13:10; 14:9; dan 16:15,20).
Lukas 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Lihat juga Lukas 4:44; 8:1; 9:6; dan 20:1).
Jelasnya, nama "injil" yang diberikan kepada "Matius", "Markus", "Lukas", dan "Yohanes", BUKANLAH Kitab Suci Injil yang asli, yang diturunkan Allah kepada Yesus. Sedangkan Injil sebagaimana tersebut dalam ayat2 "injil" kanonik di atas, tentu saja Injil yang asli yang diturunkan Allah kepada Yesus. Pada waktu itu, sedikit sekali orang yang benar2 tahu dan mengerti tentang "Injil". Barulah setelah Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tabir kebohongan Perjanjian Baru itu sedikit demi sedikit semakin terbongkar.
Catatan2 Alkitab di atas, jelas2 membantah ketuhanan Yesus. Tetapi mengapa umat Kristen bersikukuh menuhankan Yesus? Jawabannya terletak pada "doktrin gereja" yang sudah ditanamkan kepada setiap individu Kristen semenjak ia masih kanak2. Umat Kristen, pada dasarnya tidak benar2 memahami isi Alkitab yang sebenarnya. Mereka lebih mendasarkan diri pada apa yang gereja katakan tentang Yesus, bukan berdasarkan pada apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang Yesus. Di sinilah penyebab kesalahpahaman umat Kristen tentang pribadi Yesus.
Lebih jauh, hampir semua orang yang mendengar cerita penyaliban ketika itu, beranggapan bahwa yang disalib itu adalah Yesus, oleh karena rupa orang tersebut benar2 mirip dengan Yesus. Hal ini dimanfaatkan oleh para sastrawan dari Yunani dan Romawi (dimana bangsa Romawi ketika itu menjajah Palestina) yang ingin mengabadikan cerita penyaliban itu, dengan menjadikan Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani sebagai salah satu sumber karangan mereka. Lebih jauh lagi, nama "injil" yang diklaim umat Kristen untuk menyebut karya sastrawan "Matius", "Markus", "Lukas", dan "Yohanes", justru baru muncul pada akhir abad ke-2 Masehi ("Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks). Adapun Kitab Suci Injil yang diturunkan Allah kepada Yesus, sebagaimana dinarasikan dalam injil2 kanonik di bawah ini, telah hilang dimusnahkan oleh tangan2 Bani Israel.
Matius 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Lihat juga Matius 9:35; 11:1; 24:14; dan 26:13).
Markus 1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, (Lihat juga Markus 1:15,38-39; 3:14; 8:35; 10:29; 13:10; 14:9; dan 16:15,20).
Lukas 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Lihat juga Lukas 4:44; 8:1; 9:6; dan 20:1).
Jelasnya, nama "injil" yang diberikan kepada "Matius", "Markus", "Lukas", dan "Yohanes", BUKANLAH Kitab Suci Injil yang asli, yang diturunkan Allah kepada Yesus. Sedangkan Injil sebagaimana tersebut dalam ayat2 "injil" kanonik di atas, tentu saja Injil yang asli yang diturunkan Allah kepada Yesus. Pada waktu itu, sedikit sekali orang yang benar2 tahu dan mengerti tentang "Injil". Barulah setelah Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tabir kebohongan Perjanjian Baru itu sedikit demi sedikit semakin terbongkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar